Sejarah Ratib
Al-Haddad
Ratib Al-Haddad
terambil dari nama penyusunnya, yaitu Al-Habib
Abdullah bin alwi bin muhammad Al-Haddad. Dari beberapa banyak doa-doa
dan
dzikir-dzikir yang beliau karang, Ratib Al-Haddad inilah yang paling
terkenal
dan masyur. Ratib Al-Haddad disusun berdasarkan inspirasi, pada malam
lailatul
Qodar 27 Romadhon 1071 H.
Ratib Al-Haddad
disusun untuk memenuhi permintaan
seorang murid beliau yang bernama Amir dari keluarga Bani Sa’ad yang
tinggal di
Syibam salah satu perkampungan di Hadromaut, Yaman. Tujuan Amir meminta
Habib
Abdullah untuk mengarang Ratib, Agar diadakan suatu wirid dan dzikir
dikampungnya, Agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkann diri
dari
ajaran sesat yang sedang melanda Hadromaut ketika itu.
Pertama kalinya Ratib ini hanya dibaca dikampung Amir sendir,i yaitu kota Syibam setelah mendapat izin dan ijazah dari Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sendiri. Selepas itu, Ratib ini pun dibaca di masjid Al-Hawi milik beliau yang di kota Tarim. Pada kebiasaan Ratib ini dibaca secara berjamaah setelah sholat ‘isya’.
Pada bulan Romadhon,
Ratib ini dibaca sebelum sholat
‘isya ‘ untuk mengisi kesempitan waktu menunaikan sholat tarawih , dan
ini
adalah waktu yang telah ditartibkan Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad
untuk
kawasan-kawasan yang mengamalkan Ratib ini. Dengan izin Allah,
kawasan-kawasan
yang mengamalkan Ratib ini selamat dan tidak terpengaruh dari kesesatan
tersebut.
Setelah Al-Habib
Abdullah bin Alwi Al-Haddad berangkat
menunaikan ibadah Haji, Ratib Al-Haddad mulai dibaca di mekkah dan
madinah. Al-Habib
Ahmad bin Zain Al-Habsyi berkata , “Barang siapa yang membaca Ratib
Al-Haddad dengan
penuh keyakinan dan iman, ia akan mendapat sesuatu yang diluar
dugaannya”.
Ketahuilah bahwa
setiap ayat , do’a , dan nama Allah
yang disebutkan didalam ratib ini dipetik dari Al-Qur’an dan Hadits
Rasul SAW .
bilangan bacaan disetiap doa dibuat sebanyak tiga kali , karena itu
adalah
bilangan ganjil (witir). Semua ini berdasarkan petunjuk Al-Habib
Abdullah bin
Alwi Al-Haddad sendiri . beliau menyusun dzikir-dzikir yang pendek dan
di baca
berulang kali, agar memudahkan pembacaannya . dzikir yang pendek ini
jika
selalu dibaca secara istiqomah, maka lebih utama dari pada dzikir yang
panjang
namun tidak dibaca secara istiqomah. semoga Allah memberkahi Pembaca
Ratib ini,
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar